Pembenihan Ikan Gurame
Usaha
pembenihan meliputi kegiatan pemeliharaan induk pemijahan, penetasan telur, dan
perawatan larva sampai berukuran sebesar biji oyong. Larva berumur 12-30 hari
ini selanjutnya dirawat sampai bobotnya mencapai 10 – 15 g/ekor (umur 4 bulan).
Benih sebesar ini siap untuk didederkan. Namun, ada juga yang menjual telur
untuk ditetaskan.
1. Pemeliharaan Induk
Induk
yang digunakan dalam pembenihan harus sudah berusia di atas lima tahun atau sedang dalam masa produktif.
Selain itu, induk harus berasal dari strain yang bagus, sehat, kuat, dan tidak
cacat fisik. Bobot gurame yang pantas dijadikan induk adalah 1,5 – 2 kg per ekor.
Induk
gurame yang sudah dipilih kemudian dipelihara dalam kolam pemeliharaan.
Pemeliharannya dapat dcampur dengan ikan jenis lain seperti ikan mas atau ikan
tambak yang mirip gurame. Kedalaman kolam induk minimum 75 cm. Kolam yang
terlalu dangkal tidak baik digunakan, karena gurame suka sekali begerak naik
turun. Kolam juga harus dilengkapi dengan pintu masuk dan keluarnya air
sehingga air dapat diganti-ganti. Lahan yang digunakan sebaiknya tidak
berlumpur, tetapi memiliiki air yang jernih. Kepadatan kolam hendaknya
disesuaikan dengan tingkat luas kolam. Jika luas kolam 3-4 m2, induk ikan yang
dimasukkan berukuran 2-3 kg per ekor.
Sebelum
benih ditebarkan, kolam induk harus diolah terlebih dulu dengan cara membalik
dasar tanah dengan cangkul. Cara ini berguna untuk mengembalikan kondisi tanah
serta membuang sisa bahan beracun dan penyakit. Oleh sebab itu, setelah
pembalikan tanah dilakukan pengapuran untuk menaikkan pH tanah. Dosis
pengapuran 15-25 g/m2.
Konstruksi
kolam induk harus dibuat kokoh. Kolam dapat dibuat dari tembok dengan dasar
tanah. Namun jika dasar kolam dan dinding pematang terbuat dari bahan dasar
tanah, dinding kolam harus dilapisi dengan bilik atau anyaman bambu. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kerusakan pematang akibat perilaku ikan yang suka
mengorek makanan dari tanah pematang, sehingga menyebabkan kebocoran.
Penebaran
indukan harus dilakukan hati-hati. Pasalnya penebaran yang dilakukan secara
serampangan akan menyebabkan induk stres. dan dapat mengganggu proses pemilahan
nantinya. Sebaiknya penebaran induk dilakukan pada pagi hari agar suhu udara
tidak terlampau panas. Lebih baik lagi jika kolam induk dberi naungan yang
berfungsi menahan sinar matahari berlebih sehingga ikan di dalamnya dapat
berenang dengan tenang.
Selama
pemeliharaan induk, pemberian pakan harus dilakukan secara intensif. Pakan yang
diberikan dapat berupa pelet dengan kadar protein berkisar 40% dengan dosis 1,5
– 2% dari bobot badan ikan per hari. Selain berkadar protein tinggi pakan juga
harus mengandung vitamin dan mineral yang cukup. Selain itu, pakan alami berupa
daun talas dapat dijadikan makanan tambahan yang diberikan sekitar 0,5% dari
bobot badan ikan. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore
hari. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara bertahap, karena gurame
termasuk ikan yang lamban dalam merespon makanan terutama makanan buatan.
Pemberian pakan yang bermutu dimaksudkan untuk memacu kematangan gonad induk
gurame.
2. Pemilihan Induk Siap Pijah
Ciri
induk jantan yang dipilah adalah adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang
bawah yang tebal dan tidak adanya bintik pada kelopak sirip dada. Warna
tubuhnya memerah berbintik hitam terang degan perut membentuk sudut tumpul.
Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian
atas datar rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada.
Warna tubuhnya lebih terang daripada induk jantan dan bentuk perutnya besar
bulat.
Ciri
lainnya adalah kelamin induk betina akan mengeluarkan telur berwarna putih jika
perut ditekan ke arah kelamin. Sedangkan induk jantan yang sudah matang akan
mengeluarkan sperma berwarna putih. Cara mudah menentukan kematangan gonad
induk jantan adalah dengan melihat tingkah lakuya yang selalu beriringan
bersama induk betina dan mulai membuat sarang dari rumput kering. Sementara
itu, kematangan gonad betina dapat dilihat dari perut yang membesar dan terasa
lunak saat diraba.
3. Pemijahan Ikan Gurame
Induk
yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam pemijahan. Kolam pemijahan
merupakan kolam khusus yang ukuran minimumnya 20 m2 dan maksimum 1.000 m2,
dengan kedalaman 1-1,5 m. Kualitas air kolam pemijahan yang baik bersuhu 25 –
30 C, nilai pH 6,5 – 8,0, laju penggantian air 10-15% per hari, dan ketinggian
air kolam 40 – 60 cm.
Di
dalam kolam harus dipasang bahan sarang dan sosog. Sosog sebagai tempat sarang
telur diletakkan 25-30 cm dari permukaan air kolam, sementara bahan sarang
dapat diletakkan di permukaan air atau di kedalaman 5-10 cm dari permukaan air.
Pemindahan
induk dari kolam pemeliharaan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan baskom.
Perpindahan dengan cara ini akan mengurangi risiko stres pada ikan. Sebaiknya,
induk diletakkan dekat pintu pemasukan air, karena pada bagian tersebut oksigen
yang terlarut di dalamnya masih tinggi. Padat tebar induk adalah 1 ekor ikan
untuk 5 m2 kolam, dengan perbandingan jumlah jantan : betina adalah 1 : 3.
Proses
pemijahan biasanya akan berlangsung satu minggu setelah induk gurame berada di
dalam kolam pemijahan. Keberhasilan pemijahan dapat diamati dengan melihat
permukaan air kolam. Jika tercium bau amis yang diikuti dengan munculnya banyak
minyak di permukaan air, berarti telah terjadi proses pemijahan.
Setelah
pemijahan selesai. Pengambilan sarang dilakukan secara hati-hati dengan cara
memegang sisi luar bagian paling bawah sarang.
4. Penetasan Telur Gurame
Sarang
yang telah diangkat dari kolam pemijahan dimasukkan ke dalam ember yang berisi
air dan campuran Metheline Blue. Telur yang hidup biasanya berwarna kuning
cerah atau bening transparan, sedangkan telur yang gagal menetas berwarna putih
suram dan tidak transparan. Telur-telur yang mati harus disingkirkan supaya
tidak menular ke telur yang sehat.
Selanjutnya
sarang dalam ember tersebut dibawa ke tempat penetasan. Telur akan menetas
dalam kurun waktu 41 jam. Tempat penetasan sebaiknya berada di lingkungan
tenang, karena telur tidak akan menetas jika sering kaget.
Dahulu
banyak petani yang menetaskan telur gurame di kolam penetasan yang sekaligus
juga merupakan kolam pemijahan. Telur-telur yang telah dibuahi induk jantan
akan dijaga oleh induk betina sampai menetas. Gerakan induk betina di sekitar
sarang akan menyebabkan bertambahnya oksigen terlarut di dalam air, dan akan
menghidupkan telur-telur yang dijaganya. Telur akan menetas menjadi larva pada
hari ke 11 – 12.
5. Pemeliharaan Benih
Benih
yang sudah berukuran 0,5 g/ekor sudah dapat dipelihara dalam happa yang
dipasang pada bak atau kolam pemeliharaan benih. Teknologi pemeliharaan dengan
happa merupakan teknik untuk memacu pertumbuhan gurame sejak dini. Pemeliharaan
dengan happa ini akan menghasikan benih yang bongsor dan sehat.
Happa
dibuat dengan cara mengikat kain halus pada tonggak bambu yang ditancapkan ke
dasar kolam. Jumlah tonggak bambu yang dibutuhkan minimum empat buah. Jika
ukuran happa cukup besar, di bagian sisi terpanjang happa perlu ditambah 2
tonggak untuk menahan happa agar tidak jatuh. Atur posisi happa agar terendam
dua pertiga bagian dalam air kolam.
Benih
ditebar pada pagi atau ore hari dengan padat penebaran 75-100 ekor/m2.
Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus tiga kali sehari
dengan dosis 10% dari bobot tubuh per hari. Setelah dipelihara selama 3 – 4
bulan di dalam happa, benih dapat ditebar di kolam pendederan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hmmm...